BAB II
PEMBAHASAN
KEKUATAN CENGKERAMAN HEGEMONI EKONOMI AMERIKA SERIKAT
Hegemoni merupakan bentuk kekuatan dominasi yang dijalankan oleh actor yang berkuasa. Salah satu hegemoni yang sangat kuat pengaruhnya adalah hegemoni Amerika diberbagai seluruh dunia, apalagi didukung dengan kemenangan Amerika terhadap Uni soviet semasa perang dingin. Hegemoni Amerika Serikat mencengkeram pada berbagai bidang, seperti ekonomi, budaya, politik luar negeri, dan militer. Kaitannya dalam bidang ekonomi, perekonomian Amerika Serikat yang sangat maju dan berkembang pesat telah mampu meninggalkan negara-negara lain yang sebelumnya menjadi pesaing AS dalam ekonomi, seperti Inggris, Jerman dan Jepang. Kekuatan hegemoni Amerika Serikat muncul jauh lebih unggul karena kondisi perekonomian pasca perang yang cenderung lebih stabil. Dalam kondisi tersebut Amerika Serikat perlahan menempati posisi pemimpin dunia yang hampir tidak tersaingi. Mayoritas politisi Amerika bahkan mengakui bahwa Amerika Serikat harus mengambil tanggung jawab dalam menciptakan perekonomian pasar dunia yang liberal, dimana ketika itu Inggris yang sebelumnya dengan mata uang poundsterling mampu mengatur perekonomian dunia mulai kehilangan posisi hegemonnya di akhir abad kesembilanbelas akibat persoalan keuangan dalam negerinya pasca Perang Dunia Pertama, sementara perekonomian Jerman dan Jepang pun sama lemahnya pasca perang. Keadaan ini menyebabkan fokus utama Amerika Serikat sebagai ‘hegemon’ pada waktu itu adalah menata kembali sektor perekonomian terutama persoalan keuangan internasional (moneter) dan perdagangan.
Langkah awal Amerika Serikat dalam mengatur perekonomian dunia dimulai dengan diadakannya pertemuan antara 44 negara di Desa Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat (AS), tepatnya pada 1-22 Juni 1944 yang secara keseluruhan menghasilkan apa yang dikenal dengan “Bretton Woods System”, dimana menetapkan sistem moneter baru dalam perekonomian internasional dengan berdasar pada sistem nilai tukar tetap (fixed-exchange rated system) terhadap dolar AS yang dikaitkan dengan emas, di mana setiap 1 ons emas ditetapkan harganya kira-kira sebesar USD28.35. Adanya fixed-exchanged rate system ini menggeser posisi poundsterling dan menjadikan dollar sebagai patokan mata uang dalam perdagangan internasional. Selain itu “Bretton Woods System” juga membentuk sejumlah rezim perekonomian internasional seperti International Monetary Fund (IMF) yang mengusahakan pengaturan nilai tukar dan ketidakseimbangan pembayaran antar negara dan International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) yang kemudian lebih dikenal sebagai World Bank. World Bank, bertujuan untuk memberikan suplemen-suplemen untuk investasi dalam skala internasional bagi negara-negara dalam sistem dunia internasional. Selain itu Amerika Serikat juga berusaha memfasilitasi adanya free market dengan mendirikan General Aggrement on Tarrifs and Trade (GATT), yang merupakan suatu forum untuk membicarakan tentang usaha-usaha reduksi tarif dan usaha penghapusan halangan-halangan dalam perdagangan internasional. GATT di kemudian hari berubah menjadi World Trade Organization (WTO). Awalnya, kehadiran institusi-institusi perekonomian tersebut ditujukan untuk membantu restrukturisasi ekonomi negara-negara Eropa yang secara ekonomi carut marut akibat perang. Namun kemudian tujuan tersebut dalam penerapannya semakin bergeser ke arah perluasan hegemoni Amerika Serikat. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya sejumlah usaha lain Amerika Serikat dalam mengontrol komoditas penting perekonomian dunia, misalnya minyak.
Hubungan Indonesia dan Amerika merupakan hal yang penting, seperti dalam kerjasama ekonomi. Indonesia memiliki pandangan yang positif kepada Amerika karena Indonesia menganggap, Amerika berbeda dengan penjajah di Indonesia. Amerika tidak mengingkan kemajuan di negara Indonesia karena Amerika melihat potensi besar di Indonesia yang bisa di olah. Potensi tersebut terutama bertumpu pada sektor Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, dan posisi geografis yang sangat strategis dalam jalur pelayaran dan perdagangan dunia.
Terlepas dari apa yang dipaparkan diatas, sejatinya penguasaan Amerika di sektor ekonomi dunia bermula dari kejayaan sistem ekonomi kapitalisme Amerika yang menumbangkan sistem ekonomi sosialis yang digawangi Uni Soviet/Rusia sekarang ini. Sistem ekonomi kapitalis menitikberatkan pada modal, artinya, di dunia ini modallah yang memiliki peran penting dalam maju tidaknya perekonomian suatu negara. Sistem ekonomi kapitalis juga cenderung tidak memihak kaum yang lemah. Namun, jika ditelisik lebih jelas kemajuan ekonomi Amerika Serikat sehingga dijuluki sebagai negara adidaya di bidang ekonomi ditemukan beberapa faktor yang sangat mempengaruhinya, diantaranya dapat kita ringkas sebagai berikut:
1) Bidang agraris dengan lahan pertanian dan peternakan sangat luas
2) Kaya akan barang tambang didalam perut bumi
3) Sumber Daya Manusia memadai karena menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
4) Etos kerja masyarakatnya yang dinilai cukup tinggi
5) Tingginya partisipasi masyarakat dalam pembangunan
6) Pemimpinnya bertanggung jawab penuh dalam hal kesejahteraan masyarakat
Selain dari faktor tersebut, tidak dapat kita pungkiri pula bahwa Amerika Serikat memiliki pertahanan ekonomi yang kuat. Dengan sistem ekonomi yang dimiliki sekarang Amerika Serikat menjelma sebagai “singa” dunia yang tak mungkin bisa mati. Lain dari itu bukti-bukti betapa besarnya kekuatan pengaruh dan posisi tawar Amerika Serikat bagi negara-negara lain dapat secara mudah kita gambarkan, lihat saja negara kita Indonesia, keberadaan PT.Freeport sebagai simbol kedigdayaan ekonomi Amerika di Indonesia adalah bukti riil yang tidak dapat kita pungkiri. Sebagai kilas balik yang akan mempertegas eksistensi Amerika di Indonesia dapat kita paparkan bahwa periode yang lalu kita disontakan oleh gelombang unjuk rasa yang menuntut penutupan kegiatan eksplorasi PT. Freeport Indonesia di Timika maupun di Jayapura, Papua. Gelombang unjuk rasa yang telah memakan korban dan materi agaknya berlalu begitu saja tanpa ada respon yang berarti dari pemerintah atas tuntutan tersebut. Meski tuntutan penutupan PT. Freeport Indonesia ini telah meluas layaknya sebagai tuntutan sebagian besar bangsa Indonesia, pemerintah nyatanya pemerintah tak bergeming sedikitpun. Dalam reaksinya pemerintah hanya mengatakan bahwa penutupan PT.Freeport adalah sebuah keputusan yang sangat tidak mungkin untuk dilakukan karena akan berdampak pada iklim investasi di Indonesia secara keseluruhan, namun apa hanya itukah yang semata-mata memberatkan pemerintah untuk menutup PT. Freeport Indonesia? ataukah ada hal lain yang lebih krusial dimata pemerintah, dalih apapun yang sampaikan oleh pemerintah agaknya tidak akan mengubah stempel masyarakat bahwa pemerintah kita tak lebih sebagai komparador kapitalisme asing.
Reaksi pemerintah tersebut jelas sangat mengecewakan bangsa Indonesia terlebih lagi rakyat Papua sebagai komunitas yang rasanya akan semakin larut dalam keprihatinan nasibnya. Sebuah ironi memang ketika melihat kebesaran PT.Freeport Indonesia dengan garapan yang bermilyar-milyar dollar berdiri dengan gagahnya sebagai lambang kemapaman sebuah industri ditengah kemiskinan dan kemelaratan penduduk asli disekitarnya.
Apa yang dialami Indonesia atas penguasaan Amerika di bidang Ekonomi hanya merupakan contoh kecil dari penguasaan dan pengaruh kekuatan Amerika Serikat di negara-negara lain di dunia, hal ini sebagai bukti riil negara tersebut telah mampu menancapkan kuku-kuku imperialisme modernnya di berbagai sektor dan sisi. Liberalisme, kapitalisme, dan perdagangan bebas sejatinya hanya menjadi alat dan motor penggerak dalam wewujudkan cita-cita negara itu menjadi negara super power, negara adikuasa, dan negara yang mampu menghegemoni kekuasaannya terhadap negara lain di berbagai bidang terutama bidang ekonomi. Sehingga tidak dapat kita sangsikan lagi bahwa rezim internasional pun juga dapat dengan mudahnya diatur dan dikendalikan dibawah naungan Amerika Serikat. Selain itu kiranya perlu kita ketahui pula bahwa hegemoni janganlah dilihat hanya dari satu sisi saja, yakni hegemoni identik dengan penguasaan yang bersifat negatif dan memiliki dampak yang buruk/negatif pula. Namun, lihat pula sisi lain dari adanya hegemoni ini. Kiranya ini mungkin akan memicu perdebatan dan menuai kontroversial di kalangan masyarakat umum, tetapi sejatinya peran penting negara hegemon yang dengan kapabilitasnya (meliputi ekonomi, politik, militer, dsb.) telah mampu memberikan “koersi” maupun “incentives” pada aktor lainnya dalam rezim untuk bertindak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam rezim tersebut sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kestabilan sistem internasional secara keseluruhan. keberadaan negara dominan yang dalam permasalahan tertentu memberikan perhatian dalam menentukan kapan dan mengapa rezim internasional perlu dibentuk dan secara efektif mampu memaksa negara lain untuk mematuhi kebijakan kerjasama yang ada dengan asumsi bahwa tanpa adanya rezim tersebut maka tujuan yang diinginkan bersama tidak akan mungkin tercapai. Untuk itulah peran negara hegemon dapat menjadi jembatan bagi tercapainya kerjasama antar bangsa-bangsa di dunia guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan nasional masing-masing negara.
Casinos Near Me in San Diego – Get Here In 2021
BalasHapusFind a casino nearest you in San Diego, 스포츠토토 하는법 California and get a $20 free chip when you play bet365 es slots or table games. Find 한게임 포커 a 벳 casino 라이브바카라게임 nearest you today and get